Belajar MS.Office Bareng Toya

Mari kunjungi blog-blog saya yang lain

Belajar MS.Office Bareng Toya

Mari kunjungi blog-blog saya yang lain

Belajar MS.Office Bareng Toya

Mari kunjungi blog-blog saya yang lain

Belajar MS.Office Bareng Toya

Mari kunjungi blog-blog saya yang lain.

Belajar MS.Office Bareng Toya

Mari kunjungi blog-blog saya yang lain

Sunday 21 January 2018

Belajar Fungsi vlookup, hlookup, dan lookup value pada Ms.Excel

Mungkin ada beberapa teman - teman officer yang senang menggunakan microsoft office excel untuk merangkum data absensi siswa, data NIM, dan nilai siswa. Terutama bagi anda yang kerja kantoran di sekolah sebagai Tata Usaha dan kurikulum. Pasti sudah sangat akrab menggunakan fungsi - fungsi pada excel. Kali ini, saya akan berikan sebuah tutorial fungsi- fungsi pada excel, mengenai fungsi vlookup, hlookup, dan lookup value pada Ms.Excel. Sebagai contoh, mengolah data nilai dengan fungsi - fungsi ini akan jauh lebih mudah. Kebanyakan memang sudah tahu apa fungsi - fungsi di atas, tetapi apa salahnya saya ikut share mengenai fungsi vlookup, hlookup, dan lookup value pada Ms.Excel, mungkin saja bisa berguna bagi anda para excel pemula maupun excel expert.

Pertama - tama kita harus tahu apa itu fungsi vlookup, hlookup, dan lookup value pada Ms.Excel.

fungsi vlookup
Fungsi vlookup merupakan fungsi bantuan references. Fungsi Vlookup dipakai untuk menghasilkan nilai pada tabel secara vertikal.

Penulisannya :
=VLOOKUP(nama_baris;tabel;kolom_pencarian;range_lookup)

Lihat contoh di bawah ini :

solusinya :
Pada A8 masukkan nilai NIM terlebih dahulu yang terdapat pada tabel NIM-Nama. kemudian pada B8 ketikkan formula =LOOKUP(A8;$A$2:$B$5;2;0).

fungsi hlookup
Fungsi Hlookup merupakan fungsi bantuan references juga. bedanya Fungsi Hlookup dipakai untuk menghasilkan nilai pada tabel secara horizontal.

Penulisannya :
=HLOOKUP(nama_kolom;tabel;baris_pencarian;range_lookup)

Lihat contoh di bawah ini :

solusinya :
Pada C6 ketikkan formula =HLOOKUP(B6;$B$1:$F$3;2;0).

lookup value
Pada prinsipnya sama dengan Vlookup, namun pada lookup value ini memungkinkan kita untuk mengambil beberapa data dari tabel lain sabagai referensi / patokan.

Lihat contoh dibawah ini :
Dari 2 tabel yakni tabel peminjaman dan tabel buku akan dibuat Daftar Peminjaman Buku.

solusinya :
– Nama pada cell B11 adl =VLOOKUP(A11;$A$2:$D$5;2;0)
– Perihal pada cell D11 adl = VLOOKUP(C11;$F$2:$H$5;2;0)
– Judul pada cell E11 adl = VLOOKUP(C11;$F$2:$H$5;3;0)

Nah, sekian tutorial microsoft excel kartolo mengenai "Belajar Fungsi vlookup, hlookup, dan lookup value pada Ms.Excel". Kalo mengerti alhamdulillah, kalo tidak mengerti ya diusahakan mengerti. hehehe.. Moga - moga bisa membantu para pegawai yang kesulitan dalam mengolah nilai. Karena mengolah data nilai dengan fungsi - fungsi ini akan jauh lebih mudah.

Membuat Grafik di MS.EXCEL 2013

Ms. Excel merupakan salah satu aplikasi yang sering kita gunakan dalam kehidupan sehari - hari. Bahkan tidak hanya anak SMP atau SD saja yang di sekolahnya diajarkan materi Excel, bahkan para pekerja kantor pun dituntut untuk menguasai dan belajar Microsoft Excel. Disini saya kebetulan saya sedang mengerjakan tugas yang membutuhkan bantuan applikasi ini dalam menyelesaikan tugas saya. Memang banyak sih tutorial microsoft excel yang beredar di internet, tetapi saya juga pingin bikin tutorial microsoft excel saya sendiri, siapa tahu juga berguna bagi sobat blogger. Kali ini saya akan berikan tutorial membuat grafik/kurva dengan excel. Kebutuhan membuat grafik bahkan kurva bisa saya lakukan dengan mudah dan akurat dengan Ms. Excel. Berikut mari kita mulai cara membuatnya, see bellow blogger.

Berikut ini kartolocyber sajikan bagaimana cara membuat grafik dengan menggunakan Microsoft excel, merubah data menjadi sebuah grafik, memilih model grafik, seperti grafik batang, grafik lingkaran, dll.

Dalam contoh cara pembuatan grafik ini kami menggunakan Microsoft excel 2003,

1. Langkah yang paling awal tentunya adalah membuka program Microsoft excel, klik start, all program, Microsoft office, Microsoft excel.

2. Siapkan sebuah data sederhana saja, untuk kamu sajikan menjadi grafik. Contohnya adalah seperti di bawah ini.

3. Setelah kamu membuat data sederhana seperti di atas, blok lah seluruh data dalam tabel tersebut.


4. setelah kamu blok data dalam tabel tersebut, klik menu insert, Chart.

5. setelah kamu klik menu Chart, maka nanti akan muncul jendel Chart Wizard seperti gambar di bawah ini.

6. setelah muncul jendela seperti di atas, maka kamu tinggal pilih model grafik yang kamu inginkan, pada kolom Chart tipe (Jenis Grafik) sudah tersedia banyak pilihan, mau pilih grafik kolom, yang contohnya seperti gambar di atas, atau grafik Bar, atau grafik garis, atapun grafik lingkaran dan lain-lain.
Dalam contoh pembuatan grafik ini kita pilih saja Chart TIpe Column dan Chart Sub-type yang bermodel dua dimensi.

7. Setelah kamu klik next nanti akan muncul seperti gambar di bawah ini.

Gambar jendela diatas adalah chart wizard pada tahap kedua, pada Series in pada pilihan columns maka grafik akan tapil renggang, tapi jika dalam pilihan Rows maka grafik akan tampak menepel seperti gambar di bawah ini.

Dalam contoh ini kita pake saja pada pilihan columns, kemudian klik Next

8. setelah kamu klik next maka akan tampil jendela seperti di bawah ini.

Kolom Chart Title adalah untuk mengisi Judul Grafik kamu, Category X axis adalah untuk mengisi keterangan pada garis horizontal (dalam hal ini adalah bulan), sedangkan kategori Value (Y) axis untuk mengisi keterangan pada garis vertical (dalam hal ini adalah isian angka nya)

Sebagai contoh kita isi saja judulnya adalah “GRAFIK PERKEMBANGAN PENGUNJUNG” sedangkan category X kita isi “BULAN” dan value Y adalah “JUMLAH”

Sehingga hasilnya seperti ini :

9. setelah diisi semuanya kemudian klik tombol next, maka nanti akan muncul jendela seperti gambar di bawah ini.

Klik tombol finish, grafik anda sudah jadi


Cukup mudah bukan? sekian dari kartolocyber dengan Cara membuat Grafik pada Ms. Excel

Fungsi IF

Fungsi IF memungkinkan Anda untuk membuat perbandingan logis antara nilai dan apa yang diharapkan dengan menguji kondisi dan mengembalikan hasil jika True atau False.
  • =IF(Sesuatu adalah Benar, lakukanlah sesuatu, jika tidak lakukanlah hal lain)
Oleh karena itu, pernyataan IF dapat memiliki dua hasil. Hasil pertama jika perbandingan Anda Benar dan hasil kedua jika perbandingan Salah.
Pernyataan IF sangat kuat, dan membentuk dasar dari banyak model lembar bentang, namun pernyataan ini juga merupakan penyebab utama dari banyak masalah lembar bentang. Secara ideal, pernyataan IF harus berlaku terhadap kondisi minimal, seperti Pria/Wanita, Ya/Tidak/Mungkin, misalnya, namun terkadang Anda mungkin perlu mengevaluasi skenario lebih kompleks yang membutuhkan penumpukan* lebih dari 3 fungsi IF secara bersamaan.
* “Penumpukan” mengacu kepada praktik penggabungan beberapa fungsi secara bersamaan dalam satu rumus.

Detail teknis

Keterangan

Meskipun Excel memperbolehkan Anda untuk menumpuk hingga 64 fungsi IF yang berbeda, Anda sangat tidak disarankan untuk melakukannya. Mengapa?
  • Beberapa pernyataan IF memerlukan pemikiran mendalam agar tersusun dengan benar dan memastikan bahwa logika tersebut dapat menghitung setiap kondisi dengan benar hingga selesai. Jika Anda tidak menumpuk rumus dengan benar 100%, rumus mungkin akan berfungsi 75%, namun akan mengembalikan hasil yang tidak diharapkan 25%. Sayangnya, kemungkinan Anda mendapatkan 25% sangat kecil.
  • Beberapa pernyataan IF dapat menjadi sangat sulit untuk dipertahankan, terutama ketika kembali beberapa waktu kemudian lalu mencoba mencari tahu apa yang pernah Anda, atau lebih buruk lagi, orang lain, coba lakukan.
Jika Anda menemukan pernyataan IF yang tampaknya hanya terus berkembang tanpa terlihat bagian akhirnya, waktunya untuk meletakkan mouse dan memikirkan strategi kembali.
Mari kita lihat cara membuat pernyataan IF bertumpuk yang kompleks dengan benar, menggunakan beberapa IF, dan kapan mengenali waktu untuk menggunakan alat lain dalam gudang Excel Anda.

Contoh

Berikut adalah contoh pernyataan IF bertumpuk yang relatif standar untuk mengonversi nilai ujian siswa menjadi peringkat huruf yang setara.
Pernyataan IF bertumpuk yang kompleks - Rumus dalam E2 adalah =IF(B2>97,"A+",IF(B2>93,"A",IF(B2>89,"A-",IF(B2>87,"B+",IF(B2>83,"B",IF(B2>79,"B-",IF(B2>77,"C+",IF(B2>73,"C",IF(B2>69,"C-",IF(B2>57,"D+",IF(B2>53,"D",IF(B2>49,"D-","F"))))))))))))
  • =IF(D2>89,"A",IF(D2>79,"B",IF(D2>69,"C",IF(D2>59,"D","F"))))
    Pernyataan IF bertumpuk yang kompleks ini mengikuti logika sederhana:
  1. Jika Skor Ujian (di sel D2) lebih besar dari 89, siswa akan mendapatkan A
  2. Jika Skor Ujian lebih besar dari 79, siswa akan mendapatkan B
  3. Jika Skor Ujian lebih besar dari 69, siswa akan mendapatkan C
  4. Jika Skor Ujian lebih besar dari 59, siswa akan mendapatkan D
  5. Jika tidak siswa akan mendapatkan F
Contoh khusus ini relatif aman karena tidak mungkin korelasi antara skor ujian dan nilai huruf akan berubah, sehingga tidak memerlukan banyak perbaikan. Namun perhatikan hal berikut: bagaimana jika Anda perlu mengelompokkan nilai A+, A, dan A- (dan seterusnya)? Sekarang pernyataan IF empat kondisi Anda perlu ditulis ulang agar memiliki 12 kondisi! Berikut tampilan rumus sekarang:
  • =IF(B2>97,"A+",IF(B2>93,"A",IF(B2>89,"A-",IF(B2>87,"B+",IF(B2>83,"B",IF(B2>79,"B-", IF(B2>77,"C+",IF(B2>73,"C",IF(B2>69,"C-",IF(B2>57,"D+",IF(B2>53,"D",IF(B2>49,"D-","F"))))))))))))
Rumus ini masih berfungsi dengan benar dan akan berfungsi seperti yang diharapkan, namun akan memakan waktu lama untuk menulis dan lebih lama lagi untuk menguji guna memastikan rumus tersebut berfungsi seperti yang Anda inginkan. Masalah penting lainnya adalah Anda harus memasukkan skor dan nilai huruf yang setara secara manual. Kesalahan pengetikan secara tidak sengaja sangat mungkin terjadi. Bayangkan, Anda harus mencoba melakukan hal ini 64 kali dengan kondisi yang lebih kompleks! Tentu, hal tersebut mungkin dilakukan, tetapi apakah Anda benar-benar ingin melakukan hal tersebut, dengan kemungkinan kesalahan yang sulit ditemukan?
Tips: Setiap fungsi dalam Excel memerlukan kurung buka dan tutup (). Excel akan mencoba membantu Anda mencari tahu suatu rumus termasuk pada kurung yang mana dengan mewarnai berbagai bagian rumus saat Anda mengeditnya. Sebagai contoh, jika Anda ingin mengedit rumus di atas, saat memindahkan kursor melewati setiap tanda kurung tutup “)”, warna tanda kurung buka yang terkait dengannya akan berubah menjadi warna yang sama. Hal ini akan sangat membantu dalam rumus bertumpuk yang kompleks ketika Anda mencoba mencari tahu apakah terdapat cukup tanda kurung yang cocok atau tidak.

Contoh tambahan

Berikut adalah contoh sangat umum dari menghitung Komisi Penjualan berdasarkan tingkat pencapaian Pendapatan.
Rumus di sel D9 adalah IF(C9>15000,20%,IF(C9>12500,17.5%,IF(C9>10000,15%,IF(C9>7500,12.5%,IF(C9>5000,10%,0)))))
  • =IF(C9>15000,20%,IF(C9>12500,17.5%,IF(C9>10000,15%,IF(C9>7500,12.5%,IF(C9>5000,10%,0)))))
Rumus ini mengatakan IF (C9 Lebih Besar daripada 15.000 lalu kembalikan 20%, IF (C9 Lebih Besar daripada 12.500 lalu kembalikan 17,5%, dan seterusnya...
Walaupun sangat mirip dengan contoh Nilai sebelumnya, rumus ini merupakan contoh tepat yang menggambarkan sulitnya mempertahankan pernyataan IF besar. Apa yang akan Anda lakukan jika organisasi memutuskan untuk menambahkan tingkat kompensasi baru dan bahkan mungkin mengubah nilai persentase atau dolar yang sudah ada? Akan ada banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan!
Tips: Anda dapat menyisipkan hentian baris dalam bilah rumus agar rumus yang panjang lebih mudah dibaca. Cukup tekan ALT+ENTER di depan teks yang ingin Anda bungkus ke baris baru.
Berikut adalah contoh skenario komisi dengan logika tidak beraturan:
Rumus di sel D9 adalah =IF(C9>5000,10%,IF(C9>7500,12.5%,IF(C9>10000,15%,IF(C9>12500,17.5%,IF(C9>15000,20%,0))))) Dapatkah Anda melihat kesalahannya? Bandingkan urutan perbandingan Pendapatan dengan contoh sebelumnya. Ke mana rumus ini akan berpengaruh? Benar, rumus ini akan berpengaruh dari bawah ke atas ($5.000 ke $15.000), bukan sebaliknya. Namun, mengapa hal ini sangat penting? Hal ini penting karena rumus tidak dapat melewati evaluasi pertama untuk nilai yang lebih dari $5.000. Katakanlah Anda telah mendapatkan pendapatan $12.500, maka pernyataan IF akan mengembalikan 10% karena nilai lebih besar dari $5.000, dan akan berhenti di sana. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan karena pada beberapa situasi jenis kesalahan ini dapat tidak diketahui hingga menimbulkan dampak negatif. Saat mengetahui bahwa terdapat beberapa kesalahan serius dengan pernyataan IF bertumpuk yang kompleks, apa yang dapat dilakukan? Pada umumnya, Anda dapat menggunakan fungsi VLOOKUP daripada menyusun rumus kompleks dengan fungsi IF. Dalam menggunakan VLOOKUP, Anda harus terlebih dahulu membuat tabel referensi:
Rumus di sel D2 adalah =VLOOKUP(C2,C5:D17,2,TRUE)
  • =VLOOKUP(C2,C5:D17,2,TRUE)
Rumus ini akan mencari nilai di C2 dalam rentang C5:C17. Jika nilai ditemukan, nilai yang sesuai akan dikembalikan dari baris yang sama di kolom D.
Rumus di sel C9 adalah =VLOOKUP(B9,B2:C6,2,TRUE)
  • =VLOOKUP(B9,B2:C6,2,TRUE)
Demikian pula, rumus ini akan mencari nilai di sel B9 dalam rentang B2:B22. Jika nilai ditemukan, nilai yang sesuai akan dikembalikan dari baris yang sama di kolom C.
Catatan: Kedua VLOOKUP ini menggunakan argumen TRUE di akhir rumus, yang berarti kita ingin agar rumus mencari kecocokan yang sesuai. Dengan kata lain, rumus akan mencocokkan dengan nilai yang tepat dalam tabel pencarian, serta nilai apa pun yang berada di antaranya. Dalam hal ini, tabel pencarian perlu diurutkan dalam urutan Naik, dari yang terkecil ke terbesar.
VLOOKUP dibahas dengan lebih mendetail di sini, namun rumus ini jauh lebih sederhana daripada pernyataan IF bertumpuk 12 tingkat yang kompleks! Terdapat manfaat lain yang tidak benar-benar terpampang:
  • Tabel referensi VLOOKUP mudah untuk diakses dan dilihat.
  • Nilai tabel dapat dengan mudah diperbarui dan Anda tidak harus menyentuh rumus jika kondisi berubah.
  • Jika tidak ingin orang-orang melihat atau mengganggu tabel referensi Anda, cukup letakkan di lembar kerja lain.

Tahukah Anda?

Kini terdapat fungsi IFS yang dapat menggantikan beberapa pernyataan IF bertumpuk dengan fungsi tunggal. Jadi, bukan seperti contoh nilai awal kami, yang memiliki 4 fungsi IF bertumpuk:
  • =IF(D2>89,"A",IF(D2>79,"B",IF(D2>69,"C",IF(D2>59,"D","F"))))
Langkah ini dapat dilakukan dengan lebih sederhana menggunakan fungsi IFS tunggal:
  • =IFS(D2>89,"A",D2>79,"B",D2>69,"C",D2>59,"D",TRUE,"F")
Fungsi IFS adalah fungsi yang hebat karena Anda tidak perlu khawatir tentang semua pernyataan IF tersebut dan tanda kurungnya.

Monday 16 November 2015

Membuat Nomor Halaman Romawi dan Angka MS Word Membuat Nomor Halaman Romawi dan Angka MS Word

Selamat malam sahabat, pada tulisan ini saya akan menjelaskan bagaimana cara memuat dan mengatur penomoran halaman dengan format yang berbeda dalam satu file dokumen microsoft office word. Biasanya penomoran ini diguanakan pada saat kita membuat laporan penelitian atau makalah yang mana pada halaman kata pengantar, lembar pengesahan, daftar isi menggunakan format page number Angka Romawi, dan pada halaman BAB atau isi pembahasan Anda menggunakan Angka Arab.

Dulu, ketika saya masih belum mengerti bahwa penomoran yang berbeda, ternyata bisa di atur dalam satu dokumen, saya masih menggunakan cara manual, yaitu dengan membuat dua dokumen, yaitu untuk halaman sampul dan halaman bab. Namun sekarang saya sudah mengerti kalau ternyata microsoft sudah menyediakan segudang tools yang dapat Anda atur sesuai kebutuhan Anda. Dan termasuk tools untuk mengatur format penomoran halaman yang berbeda. Lihatlah ilustrasi pada gambar berikut.

Membuat Nomor Halaman Romawi dan Angka MS Word
Gambar ilustrasi mengatur format nomor halaman berbeda MS word

Cara Membuat Penomoran Halaman Berbeda dengan Halaman Bab.

1. Buat dokumen baru untuk membuat makalah, laporan atau bahkan skripsi.

2. Misalnya, kita ingin membuat penomoran Angka Romawi pada halaman depan seperti (kata pengantar, lembar pengesahan, daftar isi) maka kita atur dulu untuk membuat penomoran menggunakan angka romawi.
Pada ribbon Insert --> Page number --> Format page number --> Pada Number format, pilih format angka romawi (i, ii, iii, ... dst). Kemudian klik OK.
Page Number format Angka romawi

3. Kemudian pada halaman BAB, kita atur menggunakan format angka arab  (1, 2, 3, ... ), silahkan letakkan kursor di halaman bab.
Pada pilih ribbon Page layout --> Breaks --> Next page.
Setting page layout breaks next page

4. Selanjutnya atur kembali format penomoran halaman ke angka arab, insert --> page numbers --> format page number. Jangan lupa untuk mengatur pada start at menjadi 1 untuk memulai penomoran halaman yang dimulai dari angka satu.
Page Number format Angka arab

Selesai! Dengan demikian hasilnya Anda akan mendapatkan bahwa pada halaman 1 sampai 3 menggunakan format penomoran halaman angka romawi, dan pada halaman 4 sampai seterusnya menggunakan format penomoran angka standar (angka arab) sama seperti gambar ilustrasi di atas.

Sangat mudah kan. Silahkan Anda coba terpakan sendiri dan semoga Anda berhasil melakukannya. Jika Anda mendapatkan masalah atau masih belum mengerti dengan tutorial ini, silahkan Anda tanyakan melalui kolom komentar dibawah. Jangan lupa untuk membagikan tutorial ini kepada teman Anda yang masih belum mengerti. Saya harap tulisan ini bisa bermanfaat untuk Anda.

DOWNLOAD FILM NEW

Thursday 12 November 2015

pp point

memasukan file pdf ke posting blog kita dengan mudah

Memasukan File PDF Ke Dalam Postingan Blog


Mungkin sesekali anda pernah berfikir untuk menampilkan atau memasukkan sebuah file PDF atau sejenisnya kedalam sebuah posting blog anda, tetapi anda belum mengetahui bagaimana caranya. Untuk itu dengan saya tulisnya artikel ini adalah untuk membantu anda dalam memecahkan solusinya, sehingga anda dapat dengan bebas membagikan dokumen apapun yang anda inginkan.

Ok langsung saja, berikut ini adalah langkah-langkah yang harus anda gunakan untuk memasukan sebuah file PDF ke dalam blog anda.
  • Kunjungi https://docs.google.com/ 
  • Jika sudah, login menggunakan akun google anda, apabila anda belum memilikinya anda bisa registrasi terlebih dahulu.
  • Setelah anda login, unggah file yang akan anda tampilkan dengan meng-klik simbol unggah.
  • Tunggulah beberapa saat sampai proses unggah selesai.
loading
  • Setelah selesai, maka file yang anda unggah barusan akan muncul dalam daftar "Driver Saya".
list
  • Klik file tersebut, maka akan muncul tampilan dari isi dokumen yang anda unggah barusan.
  • Sekarang anda klik "Buka".
open
  • Maka file akan terbuka keseluruhan dalam sebuah tab baru.
  • Pilih menu File >> Sematkan file PDF ini.
pin
  • Jika sudah maka akan keluar sebuah tampilan dengan menyertakan kode dari file tersebut, silakan anda copy kode tersebut.
script
  • Langkah terakhir anda letakkan kode yang sebelumnya anda copy kepostingan HTML blog anda.
  • Selesai :D
Sekarang anda dapat membagikan sebuah file PDF pada blog anda.
Semoga bermanfaat

file pdf